Tugas Membuat Cerpen

Pentingnya Sahabat Bagiku

Hari sangat cerah, ada sekumpulan anak kecil yang sedang bermain di taman. Anak kecil itu tak lain adalah Ria (aku), Dewi, Sinta, dan Sonia. Aku dan ketiga temanku menjalin sebuah persahabatan. Kami berjanji  akan selalu bersama sampai kapanpun. Orang tua kamipun sangat dekat. Jika ada waktu liburan, keluargaku dan keluarga sahabatku membuat acara bersama. Seperti jalan-jalan ke puncak, ragunan, dan acara lainnya. 

Waktu terus berjalan, hari demi hari kami tumbuh dewasa. TK, SD, sampai dewasa nanti kami ingin selalu bersama. Berbagai cara kami lakukan agar dapat satu sekolah. Terlebih Aku. Aku tidak bisa berpisah dengan ketiga sahabatku. Hanya mereka yang dapat mengerti dan memahami bagaimana diriku. Tetapi takdir berkata lain, ketika SMP, kami berempat tidak satu sekolah. Hanya aku dan Dewi yang satu sekolah.

Di acara perpisahan SD, kami menangis dan mengingat kenangan-kenangan indah yang kami lalui bersama sejak kecil. Apalah dayaku ini, tak dapat kuhindari takdirku. Kucoba mengikhlaskannya dan timbulah suatu janji baru yang akan ku bicarakan kepada ketiga sahabatku itu.

“ maukah kalian membuat janji baru, janji persahabatan kita ?” tanyaku.

“ janji apa?” jawab Dewi.

“ janji kalau kita berpisah sekolah, kita gak boleh sombong, gak boleh lepas komunikasi, jika ada waktu luang, kita harus bertemu” saranku.

“ baiklah, aku setuju “ balas Sinta, begitupun Dewi dan Sonia.

Aku merasa lega dan tidak kujadikan ini beban di pikiranku. 

Mos di SMP ku dan Dewi telah kami lewati. Pembagian kelaspun segera dimulai. Dengan rasa kaget dan kecewa, ternyata aku tak sekelas dengan sahabatku Dewi. Ia kelas tujuh lima, dan aku kelas tujuh enam. Tetapi tidak masalah, kami masih bisa pulang ke rumah bersama-sama. Jika di kelas masing-masing ada kejadian, pasti kami selalu cerita satu sama lain. Mengerjakan tugas bersama walaupun berbeda kelas sudah jadi tradisi kami berdua. Kelas tujuh, dan kelas delapan sudah kami lewati bersama. Seketika teringat dibenakku akan Sinta dan Sonia. Akan kutanyakan hal ini kepada Dewi saat pulang sekolah. 

“ Wi, bagaimana kabar Sinta dan Sonia ?” tanyaku

“ entah Ri, Aku tidak mengetahui kabar mereka” jawabnya

“ mereka berdua sudah melupakan janji persahabatan kita”  pikirku

“ mungkin mereka sibuk, sehingga tak mengabarkan keadaan mereka saat ini” jawabnya lagi

“ baiklah. Ku harap begitu” balasku 

Aku merasa sedih karena Sinta dan Sonia sudah tidak menghubungiku lagi. Sudah berkali-kali kucoba menghubungi mereka tetapi tak satupun di antara mereka membalasku. Aku takut kalau mereka sudah melupakan persahabatan yang sudah kami bangun dari kecil. Aku takut jika mereka sombong dan tidak mau bertemu denganku dan Dewi.

Ujian Nasional sudah aku dan Dewi laksanakan. Kami berdua hanya menunggu kabar kelulusan saja. Di situ aku merasa khawatir akan kelulusanku. Terlebih saat mengisi Ujian Nasional, aku masih memikirkan Sinta dan Sonia, sehingga aku tidak fokus kepada pelajaran yang akan diujikan. Berita kelulusan SMP sudah disebarluaskan. Akhirnya aku dan Dewi lulus SMP. Kami merasa sangat senang dan bahagia, begitupun keluarga kami. Saatnya Aau dan Dewi merencanakan liburan. 

“ Wi, mau liburan kemana nih ?” tanyaku

“ bagaimana kalau kita ke rumah Sinta dan Sonia ?” tanyanya

“ boleh tuh. Sekalian bersilaturahmi dengan keluarga mereka” jawabku

Akhirnya, aku dan Dewi pergi ke rumah Sinta dan Sonia. Membicarakan tentang pengalaman kami di SMP. Terlebih lagi untuk melepaskan rasa rindu yang amat berat kepada mereka berdua. Sesampai di rumah Sinta, aku melihat Sonia dan Sinta sedang duduk di teras rumah. Kebetulan sekali ada Sonia di sana, sehingga aku dan Dewi tidak perlu main ke rumah Sonia.

“ hey Sinta, Sonia. Gimana kabar kalian ?” tanyaku

“ Alhamdulillah baik, aku dan Sonia baik-baik saja” jawab Sinta dan Sonia

“ kenapa kalian tidak menghubungiku dan Ria?” tanya Dewi

“ maaf Wi, kami sibuk sekali dengan tugas di sekolah “ balas Sinta

“ iya Wi, soalnya di sekolah kami padat jadwalnya. Tolong maklumi” balas Sonia

“ yasudah, tidak apa-apa. Yang penting sekarang kita sudah berkumpul di sini “ jawabku

Setelah pertemuan di rumah Sinta, aku, Dewi, dan Sonia pulang ke rumah masing-masing. Karena mulai besok, kami sudah mulai menyibukkan diri dengan acara-acara yang kami buat. Pergi ke kampung halaman Dewi, main di sawah, foto bersama, saling menceritakan apa yang telah terjadi saat di SMP dan masih banyak lagi. Sudah tidak terasa waktu liburan sudah habis. Kami pulang ke rumah masing-masing dan mempersiapkan diri untuk masuk SMA walaupun tidak satu sekolah.

Sahabat sangat penting bagiku, merekalah yang membantuku saat susah,  berada di sampingku ketika aku sedih dan senang. Berbagai konflik kami lewati dengan penyelesaian yang indah. Kami mempunyai janji lagi, ketika sudah menikah dan mempunyai anak, akan kami jadikan anak-anak kami persahabatan seperti kami. Agar anak-anak kami bisa merasakan arti persahabatan yang sesungguhnya. 


Related Posts